Jumat, 26 Juli 2013

Art In My Heart CHAPTER 2



“kau lihat ia benar – benar guru yang disegani” kata Junho sambil berbisik pada Shinhe setelah menoleh pintu BK yang tertutup di belakangnya.

Mereka sebenarnya keluar bukan karena terbebas dari hukuman,tapi karena sedang menjalani vonis.
 Junho memegang setumpuk buku mapel untuk segera dibagikan di pelajaran selanjutnya, pelajaran yang paling ia benci ‘sejarah’. Ia benar – benar terkenal kenakalannya, tapi setidaknya biarpun bandel ia. . . .  tetap manis

“benarkah? Oh,mungkin karena gak ada yang berani sama guru BK itu” kata Shinhe masih terbayang pada guru BK yang tadi memarahinya, Kim Jung

“bukan, tapi karena gemuk” Junho menyipitkan matanya, ia berkata seolah ini adalah hal serius

“...” Shinhe masih belum mengerti, mata polosnya terlihat jenaka. Mata yang menggemaskannya menatap setumpuk buku di tanganya tak mengerti, mencoba mencari tahu tebakan Junho,

“kalau gemuk kan susah masuk pintu, apalagi kalau ada orang yang juga mau lewat, jadi mereka minggir, semua pada ngalah” Junho berhenti melangkah, lalu melirik Shinhe sebentar dan tertawa girang

“hahaha” mereka berdua tertawa     

  
“sini, biar ku bawakan” Junho mengajukan pertanyaan yang benar – benar mustahil ia dengar, Shinhe merasa ini seperti mimpi baginya. “nah, gini kan ringan” Junho tersenyum, tapi sayang senyumnya tak dapat dilihat karena setumpuk buku yang kini menutup wajahnya.

“ah.. tidak usah” Shinhe menolak, ia bersikeras mengambil buku – bukunya kembali. “nanti kalau ada yang liat, jadi dapat berita buruk di kelasku,”

“mmm bisa jadi,” Junho menatap wajah Sinhe sekilas dengan memiringkan badanya, agar ia bisa melirik gadis yang sudah berdiri merengek di sampingnya “kenapa diam? Nyerah nih? Ok!”

“oppa, aku pergi sebentar ya...” ia langsung ngeloyor masuk kelas.
Langkahnya terhenti. Diamati sahabatnya itu seksama, perlahan ia coba untuk mulai berbicara ..
“a--”

“apa kau baik?” potong Hyun tanpa menatap Shinhe

“hm” Sinhe mengangguk, ia terdiam sejenak, berusaha mengumpulkan keberanian untuk memulai percakapan, yang mungkin akan pedas ia rasa

“baguslah,” kata Hyun seraya membuka ponselnya.

“OPPA!!!” teriakan suara terdengar mengerumuni Junho yang tengah berusaha segera pergi dari kelasnya. Shihe memandangnya dengan perasaan bersalah, mana bisa ia meninggalkan seorang idolanya di jalan lalu datang menghampiri kelasnya? Oh...tidak, ia membuat kesalahan lagi.
Hyun menatap heran, “mana mungkin Junho masuk ke kelas? Itu tidak masuk akal!” Tegasnya dalam hati.

“aigoo...” bisik Shinhe terpaku pada setumpuk buku di atas meja, sedang Junho sudah pergi meninggalkan kelasnya.

Hyun menatapnya sekilas, lalu kembali menyibukkan dirinya sendiri. Sedang Sinhe berjalan berbalik ke arah bangkunya.


Hari itu, aku dapat hukuman... memang belum berakhir. Masih ada cerita panjang yang berkesan dalam hidupku.Aku menyukai saat – saat itu. Kami, aku dan Junho oppa selama tiga hari di setiap paginya harus absen ke Bk, membantu guru membawakan barangnya. Point terpenting adalah berada di dekatnya, melihat senyumnya...

“apa – apaan...” suara seseorang terdengar dari lorong di depan kelas. Dua anak perempuan tengah berjalan melewati pintu yang setengah terbuka, tempat di mana Sinhe meletakkan peralatan uji coba biologi yang nanti dipakai

“sst, nanti mereka dengar” tunggu, ‘mereka?’

“trus kenapa? Gak banget deh...”

Kata – kata itu selalu meluncur tajam menusuk hari Sinhe. Merasa dirinya tidak berguna, dan selalu menyusahkan orang lain.

“hah...” ia terkejut, bahunya tertempel sebuah telapak tangan.

“Cuma gini aja kaget,” Junho terkekeh. Sinhe bahkan tidak menyadari kehadirannya, bagaimana ia masuk? “jangan bekerja terlalu keras” katanya menasihati
Shinhe mengangguk mengerti, dilihatnya Junho benar – benar dekat, ia duduk di atas meja, diSAMPINGNYAAA.

“oh” Shinhe tersadar akan sesuatu, “ini,” ia mengulurkan kotak makanan ragu, tidak hanya sekedar malu

“bagaimana kau bisa tahu?” Junho menerima kotak itu berselera. Sepertinya ia benar – benar lapar

“entah, mungkin saja... karena masih pagi”

“oh...iya, aku lupa ngisi daftar hadir” Junho meletakkan kembali kotak itu di tangan Sinhe. Tiba – tiba saat ia akan turun dari meja itu tangan Sinhe mencegahnya cepat

“sudah ku isi” katanya langsung, walau tak menatap mata Junho, ia tahu Junho segera mengerti.

“benarkah?” Junho mengambil setumpuk buku dalam tasnya.

“ada apa dengan buku itu?” tanya Sinhe

Junho tersenyum sebelum menjawab “akan aku baca”

“benarkah?” Sinhe kaget tak alang kepala, ia tak menyangka Junho benar suka membaca. Jadi saat ia di perpus bukanlah sekedar sensasi semata, mungkin

“tentu aku ahli di semua bidang, mau diajari apa?” Sinhe memanyunkan bibir bawahnya, tapi raut wajahnya  berkata bahwa ia penasaran. “aku paling jago main musik, ajari instrumen apapun dan lagu apa aja aku bisa kok”

“oppa, mianhe karena kau sekarang terjebak di sini, bersamaku” Junho terdiam sejenak, ia tak mengerti kemana arah pembicaraan itu datang. Apa maksudnya? 'bersamaku' ku harap itu, benar - benar bukanlah kata penyesalan dariku...tapi tulus aku menyesal membuatnya menanggung resiko dengan orang sepertiku

“apanya yang terjebak, aku itu konsisten” kata Junho nyengir ke arah samping Sinhe. “kalau salah ya patut dihukum,” katanya lagi

“gumawo oppa” Sinhe tersenyum lepas, ia merasa senang, mungkin karena ada sebuah pembelaan dari Junho

“oya, rotinya enak,”

“iyalah, itu roti beli”

“hah,.. kok bisa ya, padahal bentuknya gak bagus” ia benar orang yang jujur, tapi aku sebaliknya. aku belajar jujur darinya :)

Selama itu mereka terus menerus bercerita, entah diselingi obrolan basi yang Sinhe tidak mengerti maupun Junho yang tak mengerti. Seperti Junho yang tengah asik memperkenalkan instrumen dan kunci – kuncinya pada gadis yang buta pada musik...

“jadi begitu..” Sinhe mengangguk setengah sadar, di pikirannya terselip kata bosan, hingga membuatnya terkadang mengantuk mendengar usalan cerita Junho...

“benarkah? Oh..” Junho juga demikian. Kadang – kadang ia menggaruk belakang kepalanya, seperti ada kutu yang menyumpat sarafnya menerima penjelasan dari  Sinhe tentang sejarah, biologi dan pkn...

“oh....ini benar – benar menyebalkan” batin mereka berdua. Tapi biarpun membosankan....

TBC........
thanks for visit. I hope you are not bored read this :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

animasi bergerak gif
My Widget